Patrick Kluivert, yang dikenal sebagai legenda sepak bola Belanda sekaligus pelatih baru Timnas Indonesia, tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan pecinta sepak bola tanah air.
Selain karena prestasi dan pengalamannya yang panjang di dunia sepak bola internasional. Patrick Kluivert juga menarik perhatian publik karena beberapa kebijakan dan gaya kepelatihannya yang dianggap unik maupun kontroversial. Ikuti terus informasi terbaru dan menarik dari kami mengenai sepak bola dan tentunya telah kami rangkum di FOOTBALL BOOTS.
Kabar Gembira bagi pecinta bola, khususnya Timnas Garuda. Ingin tau jadwal timnas dan live streaming pertandingan timnas? Segera download!
Kebijakan Tanpa Asisten Pelatih Lokal: Pilihan dan Pertimbangan Patrick Kluivert
Sejak resmi diumumkan sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia pada Januari 2025. Patrick Kluivert memutuskan untuk tidak langsung menunjuk asisten pelatih lokal. Meskipun sebelumnya ada janji dan harapan dari PSSI maupun publik agar pelatih lokal dilibatkan dalam staf kepelatihan. Tim kepelatihan Kluivert justru didominasi oleh para profesional asal Belanda. Seperti Alex Pastoor, Denny Landzaat, dan Gerald Vanenburg, yang memiliki pengalaman panjang di sepak bola Eropa.
Alasan utama ketidakhadiran asisten pelatih lokal ini adalah ketidakpuasan Kluivert terhadap kesiapan dan kualitas pelatih lokal yang ada saat ini. Ia memilih untuk melatih delapan calon pelatih lokal terlebih dahulu agar standar filosofi dan metode latihan mereka bisa tersamakan dengan tim kepelatihannya. Sebelum akhirnya menentukan siapa yang layak menjadi asisten resmi. Hal ini disambut dengan beragam reaksi dari masyarakat dan pengamat. Terutama karena selama ini eksistensi pelatih lokal dianggap penting untuk menjaga kesinambungan serta pengembangan sepak bola Indonesia.
Jarang Menonton Langsung Liga 1 Indonesia: Strategi Observasi Kluivert
Sering kali, Kluivert dikritik oleh sebagian kalangan karena jarang terlihat menonton langsung pertandingan Liga 1 Indonesia, kompetisi tertinggi di tanah air. Padahal, bagi pelatih kepala sebuah timnas. Memantau langsung performa pemain di liga domestik merupakan hal yang krusial untuk menilai kemampuan dan potensi calon pemain.
Namun, penjelasan resmi dari Ketua PSSI Erick Thohir menyebutkan bahwa Kluivert tetap melakukan pemantauan dan observasi dengan cara yang strategis dan terprogram. Kluivert kerap hadir di beberapa pertandingan kunci bersama asistennya. Seperti ketika menyaksikan laga Dewa United melawan Persija Jakarta di Stadion Pakansari, Bogor. Bahkan meski dalam beberapa pertandingan ia tidak melihat penuh jalannya laga.
Kluivert juga memprioritaskan pemantauan terhadap para pemain diaspora Indonesia yang berlaga di luar negeri, mengingat peran penting mereka dalam skuad Garuda. Kritikan yang pernah muncul menyatakan bahwa sebaiknya Kluivert lebih intens menonton pemain-pemain dari luar negeri daripada terlalu fokus pada Liga 1. Ini dianggap memiliki kualitas yang belum setara dengan kompetisi di Eropa atau Asia.
Baca Juga: Real Madrid Bersiap Merekrut Dean Huijsen Sebelum Piala Dunia Antarklub
Enggan Tinggal di Indonesia: Alasan dan Implikasi
Salah satu hal yang cukup menarik perhatian adalah keengganan Kluivert untuk tinggal secara permanen di Indonesia selama masa tugasnya sebagai pelatih Timnas. Ia lebih memilih hanya melakukan kunjungan dan kegiatan pelatihan secara berkala tanpa menetap penuh di Tanah Air. Kebiasaan ini cukup berbeda dari pelatih kepala sebelumnya yang lebih memilih menetap dan terlibat secara intensif dengan lingkungan sepak bola lokal.
Alasan di balik keputusan ini disebutkan terkait dengan gaya kerja dan preferensi Kluivert sebagai pelatih yang mengandalkan tim kepelatihan dan teknologi komunikasi modern. Untuk memonitor dan mengelola tim dari jarak jauh. Ini memungkinkan dia tetap memiliki kendali penuh meskipun secara fisik tidak selalu berada di Indonesia.