Atletico Madrid dan Lille pada tanggal 24 Oktober 2024 di Riyadh Air Metropolitano berakhir dengan skor mengejutkan 3-1 untuk kemenangan tim tamu, Lille.
Lille, yang dalam pertandingan sebelumnya juga berhasil mengalahkan juara bertahan Real Madrid, menunjukkan permainan yang solid dan dapat diandalkan. Pertandingan ini tidak hanya menandai keberhasilan Lille dalam menggulingkan tim Madrid, tetapi juga menggarisbawahi tantangan yang dihadapi Atlético Madrid di bawah pimpinan pelatih Diego Simeone. Di FOOTBALL BOOTS kita akan membahas secara mendalam jalannya pertandingan, analisis pemain kunci, taktik yang diterapkan, serta dampak hasil ini terhadap klasemen dan masa depan kedua tim.
Babak Pertama
Pertandingan dimulai dengan cepat, dan Atlético Madrid mengambil inisiatif untuk menyerang. Tim tuan rumah berhasil membuka skor pada menit ke-8 melalui Julián Álvarez, yang mencetak gol setelah memanfaatkan kesalahan umpan dari bek Lille, Ousmane Touré. Gol ini seharusnya menjadi awal yang baik bagi Atlético, tetapi mereka gagal memanfaatkan momentum ini untuk menambah keunggulan.
Meskipun memiliki banyak kesempatan, termasuk beberapa peluang emas dari Alexander Sørloth, Atlético tampaknya kesulitan dalam mengeksekusi ante peluang. Sørloth melewatkan tiga kesempatan jelas di depan gawang, di mana salah satunya merupakan peluang dari jarak dekat yang nyaris tidak dapat dilewatkan, namun ditepis oleh kiper Lille, Lucas Chevalier. Performanya yang mengecewakan di babak pertama membuat tim tidak mampu mempertahankan keunggulan mereka.
Memasuki akhir babak pertama, Lille mulai menunjukkan ketahanan dan meraih beberapa peluang, meskipun mereka tidak berhasil menyamakan skor. Babak pertama berakhir dengan Atlético Madrid unggul 1-0, tetapi dengan banyak catatan bahwa mereka harusnya dapat memperlebar keunggulan dengan lebih dari satu gol.
Babak Kedua
dimulai dengan Lille bertekad untuk bangkit dari ketertinggalan. Perubahan taktis yang dilakukan pelatih Lille, Bruno Genesio, mulai membuahkan hasil. Penyerang muda Edon Zhegrova, yang menggantikan Rémy Cabella yang cedera, mencetak gol penyama kedudukan di menit ke-61 melalui tendangan luar kotak yang indah. Gol ini memberikan semangat baru kepada Lille dan membuat mereka semakin percaya diri.
Setelah mencetak gol penyeimbang, Lille terus menekan dan kontrol permainan berpindah tangan. Jonathan David, yang sebelumnya telah menonjol dalam pertandingan melawan Real Madrid, kembali menunjukkan kelasnya. Pada menit ke-74, David mengeksekusi tendangan penalti setelah terjadi pelanggaran di area terlarang terhadap Benjamin André, yang menjadi sorotan utamanya. Keputusan itu menuai kontroversi karena Atlético mengklaim seharusnya tidak terjadi pelanggaran. Namun, keputusan wasit tetap berdiri dan Lille berbalik memimpin 2-1.
Keberhasilan Lille tidak berhenti di situ. Jonathan David menambahkan gol keduanya di menit ke-89 dengan tembakan defleksi yang tidak bisa diantisipasi oleh Oblak, memastikan kemenangan Lille menjadi 3-1. Kemenangan ini bukan hanya menjadi tak hanya langkah besar untuk Lille, tetapi juga mengakhiri rekor tak terkalahkan Atlético di rumah yang berlangsung selama 11 pertandingan.
Kinerja Pemain Kunci
Berikut ini adalah pemain-pemain yang berhasil berkontribusi pada pertandingan:
Lille
- Jonathan David: Pemain bintang asal Kanada ini tidak hanya mencetak dua gol, tetapi juga menjadi pencetak gol terbanyak Kanada dalam sejarah Liga Champions, melampaui Tomasz Radzinski. Performa tenangnya di depan gawang dan kesigapannya dalam memanfaatkan setiap kesempatan membuatnya menjadi man of the match.
- Edon Zhegrova: Sebagai pemain pengganti, Zhegrova memberikan dampak langsung dengan mencetak gol penyama kedudukan. Kecepatan dan kreativitasnya di sisi sayap menjadi alat vital dalam membongkar pertahanan Atlético.
- Lucas Chevalier: Kiper Lille ini melakukan serangkaian penyelamatan krusial sepanjang pertandingan, termasuk beberapa penyelamatan spektakuler dari tembakan pemain Atlético, khususnya dari Sørloth dan Griezmann.
Atlético Madrid
- Julián Álvarez: Meskipun mencetak gol pembuka, Álvarez tidak dapat mempertahankan kinerja positifnya saat tim kesulitan mencetak gol lebih lanjut. Keberhasilannya dalam memanfaatkan kesalahan lawan sangat penting namun tidak diimbangi dengan permainan efektif dari rekan-rekannya.
- Alexander Sørloth: Pemain asal Norwegia ini harus bertanggung jawab atas sejumlah kesempatan yang terbuang sia-sia. Dengan ekspektasi yang tinggi, kegagalannya mencetak dari peluang emas menjadi faktor yang menentukan hasil akhir.
- Jan Oblak: Sebagai kapten dan kiper utama, Oblak menghadapi pertandingan yang sulit dan meskipun tidak ada banyak kesalahan pribadi, dia tidak mampu mencegah gol-gol kritis yang membawa Montpellier meraih kemenangan.
Baca Juga: Spurs Tangguh Tanpa Son, Tottenham Taklukkan AZ Alkmaar 1-0 di Liga Eropa
Taktik Lille
Bruno Genesio menerapkan taktik menyerang yang sangat efektif, terutama di babak kedua. Setelah tertinggal, Lille lebih berani dalam menyerang dengan transisi cepat dari pertahanan ke serangan. Formasi 4-2-3-1 yang digunakan memungkinkan mereka untuk beradaptasi dengan perubahan dinamika permainan, yang memberi keleluasaan bagi para gelandang mereka untuk bergerak dan mencari celah di pertahanan Atlético.
Taktik Atlético
Diego Simeone memutuskan untuk memulai pertandingan dengan formasi 4-3-3, yang terkesan lebih menyerang daripada strategi defensif biasa. Namun, strategi ini ternyata tidak efektif, dengan kekurangan lebar di sayap yang sangat diperlukan untuk mempertahankan serangan yang konsisten. Penyerang seperti Griezmann dan Álvarez seringkali terjebak di tengah tanpa dukungan yang cukup dari bek sayap, sehingga memudahkan Lille untuk melakukan penutupan serangan.
Kekurangan kreativitas di lini tengah juga menjadi masalah. Penampilan buruk dari Conor Gallagher dan Rodrigo de Paul menunjukkan bahwa tekanan pada lini depan sangat tinggi, dan mereka gagal memberikan umpan-umpan berkualitas untuk menciptakan peluang bagi penyelesaian akhir.
Dampak Hasil Pertandingan
Hasil ini memiliki dampak besar bagi kedua tim. Lille berhasil mengumpulkan enam poin setelah tiga pertandingan dan kini berada di posisi 15 klasemen sementara Liga Champions, sementara Atlético Madrid hanya memiliki tiga poin dari tiga pertandingan, berada di posisi 14 dan dalam kesulitan untuk lolos ke babak berikutnya kegagalan Atlético Madrid mencetak gol dalam banyak kesempatan ditambah dengan keputusan kontroversial dari wasit menjadikan situasi semakin sulit bagi Simeone, yang menghadapi sorotan terkait keputusan taktis dan performa tim.
Atmosfer di Riyadh Air Metropolitano menjadi semakin tegang pasca kekalahan ini. Dengan banyak penggemar yang mulai meragukan kesuksesan tim di. Sisa kompetisi gagal dalam menghadapi tekanan di kandang sendiri menjadi momen kunci yang. Harus segera diatasi terlebih lagi dengan jadwal pertandingan yang semakin padat ke depan.
Kesimpulan
Pertandingan antara Atlético Madrid dan Lille tidak hanya menunjukkan bagaimana pergeseran kekuatan di tingkat Eropa. Tetapi juga menggambarkan bagaimana keputusan yang salah dan ketidakmampuan untuk memanfaatkan peluang dapat menentukan hasil akhir. Lille telah membuktikan kekuatan dan ketangguhan mereka dengan kemenangan comeback yang luar biasa. Sementara Atlético madrid harus mengambil pelajaran dari hasil ini pertandingan ini akan menjadi titik tolak. Yang sangat penting untuk kedua tim, dengan Lille berharap untuk melanjutkan tren positif. Sementara Atlético Madrid harus berusaha keras untuk bangkit agar tidak terpuruk lebih dalam di Liga Champions musim ini. Klik link berikut ini untuk mengetahui apa saja seputar bola hanya di footballdolphinsofficial.com.